Rabu, 02 Mei 2012

Pengertian Geguritan Jawa

GEGURITAN

1. Pengertian Geguritan
Geguritan merupakan sastra kuno yang memiliki ciri sastra lama atau klasik yang berifat anonim yaitu tanpa nama pengarang dan penulis. Hal ini disebabkan pada zamanya seorang penulis tidak mau menonjolkan diri dan karyanya dianggap milik bersama.
Kata geguritan dalam kamus Bali – Indonesia berasal dari kata gurit artinya ‘gubah’, ‘karang’, ‘sadur,. (Depdiknas Prop. Bali, 1991 :254). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dijelaskan “geguritan itu berasal dari kata gurit artinya sajak atau syair” (Poerwadarminta, 1986 :161), sedangkan dalam Kamus Kawi Indonesia diungkapkan gurit artinya goresan, dituliskan. (Tim Penyusun, 1996:118).
Berdasarkan pandangan di atas maka pengertian geguritan adalah ciptaan sastra berbentuk syair yang biasanya dilagukan dengan tembang (pupuh) yang sangat merdu.

2. Cara menulis Geguritan.
a. Mengidentifikasi beberapa pengalaman menarik yang telah dialami.
b. Memilih salah satu pengalaman yang mengesankan sebagai bahan untuk menulis sebuah geguritan.
c. Menentukan dan menulis pilihan kata yang tepat, indah, dan bermakna untuk dijadikan bahan dalam menulis geguritan.
d. Menulis larik-larik geguritan berdasarkan pilihan kata yang tepat.
e. Menyunting geguritan yang telah ditulisnya sendiri maupun yang ditulis temannya.

3. Geguritan yang baik itu seperti apa?
Ciri yang kental di dalam sebuah geguritan adalah adanya pupuh-pupuh yang membentuk geguritan tersebut seperti pupuh yang terdapat dalam tembang Macapat. Oleh karenanya di dalam menikmati geguritan dalam membacanya tidak bisa disamakan dengan membaca karya sastra yang tergolong prosa. Geguritan hendaknya dinikmati dengan membaca sambil melagukan sehingga nikmat yang didapatkan semakin terasa. Penilaian geguritan yang baik yaitu ada aspek kesesuaian isi dengan judul, ada aspek keselarasan rima, ada aspek pemilihan diksi.

4. Contoh Geguritan.


                       ELING

Para mudha…
Elinga marang agama
Agama kang dadi ageming aji
Agama kang bisa dadi gegamaning ati

Para mudha…
Elinga marang wong tua
Aja nganti tumindak durhaka
Mengko mundak mlebu neraka

Para mudha…
Elinga marang bangsa lan nagara
Aja mung padha suka-suka
Gawe maksiat sarta dosa
Nganti lali nerak marang angger-anggering agama

Elinga…
Urip iku mung sepisan
Aja nganti congkrah marang liyan
Kareben tentrem urip bebrayan



             KATRESNAN

Sukma ana tanpa raga
Ati lara tanpa upama
Sing ditresnani ilang tanpa bali
Tekaning kapan aku kudu ngenteni

Aku kangen marang sliramu
Marang tangis lan guyumu
Dhuh Gusti apa iki cobaan kanggoku
Paringana kesabaran marang aku

Dhuh gusti paringana welas-Mu
Kanggo aku lan keluwargaku
Namung kuwi panjalukku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar